Work Text:
Sekaiichi Hatsukoi ©︎ Nakamura Shungiku
Pertama Kali ©︎ bellasteils
Selamat membaca.
Takano tak pernah mengerti jalan pikir Onodera, walau secara ekspresi dia sangat mudah ditebak.
“Lalu, ini apa?”
“Ja-jadwal kencan kita.”
Takano mengerutkan dahi, “huh?”
Di depannya Onodera menyodorkan berlembar kertas yang ditumpuk rapi dan dijepit dengan klip hitam gelap di bagian atas.
“Kau membuat jadwal kencan seperti proposal fair di toko buku Marimo saja.” ejek Takano, tapi pimpinan editor shoujo manga itu tetap membaca satu per satu.
Alisnya semakin berkerut dan kedutan kemarahan muncul di dahi. Siapa yang dengan sengaja membuat daftar rincian kencan dari tanggal, besaran biaya, jarak tempuh dan rencana tidak terduga.
“Kau ini memang sesuatu…” perhatian Takano tertuju pada lembar terakhir, “Oi apa maksudnya ini?”
Takano menunjuk pada tulisan, ‘Aturan Kencan selama di Kantor dan Masa Rentan Deadline”, ada beberapa poin yang membuat Takano ingin sekali mengambil pulpen merah di tas dan mencoret dengan bar-bar, kalau perlu buang sekalian di tempat sampah.
“Aku akan menegaskan sekali lagi!” ujar Onodera, seperti menjelaskan bagian naskah author yang sedang dia edit.
“Karena hubungan kita tidak hanya sepasang kekasih…”
Onodera memelankan suara di bagian sepasang kekasih dengan malu-malu.
“... tapi juga atasan dan bawahan, jadi aku ingin kita menjaga jarak terutama ketika berada di kantor!”
“...”
“Sudah pasti tidak boleh memanggil nama panggilan.”
Takano memotong, “padahal kau sendiri tidak pernah memanggilku dengan nama Masamune.”
“Ugh!”
Sepertinya Takano menemukan satu tantangan lagi untuk Onodera; memanggil dengan nama Masamune ketika di rumah.
“Tidak boleh peluk, cium atau bertindak asusila di semua tempat di kantor!”
Onodera membacakan satu per satu poin yang ditulis sendiri semalam suntuk.
Kerut kemarahan Takano semakin nampak jelas di dahi.
“Termasuk toilet?”
“Betul!” Onodera mengangguk.
“Ruang rapat juga?”
“APALAGI ITU!”
Takano menghela napas, tidak menjawab apalagi melayangkan protes.
“Lalu masa rentan deadline! Ini yang paling penting!”
Onodera melanjutkan, “tidak ada seks selama masa rentan tersebut.”
“Kau ini kejam sekali.” Takano langsung protes.
“Bukankah kau sendiri yang bilang untuk menjaga pola hidup! Ini bagian dari menjaga pola tidur.” Onodera tak kalah sengit memberikan argumen.
Takano tak berkutik, mungkin langsung kicep dengan kata menjaga pola hidup mengingat Onodera pernah kolaps karena malnutrisi dan kelebihan kerja.
“Lalu? Apa menyentuh juga dilarang?” tanya Takano dengan wajah tanpa ekspresi. Malah nampak bosan.
“Tidak!“
“Pelitnya~”
“Ka-kalau begitu seminggu tiga kali, itu pun kalau tidak sedang masa hectic.”
Takano mendengarkanーdengan ogah-ogahan, sambil membaca sekedarnya. Ia hanya berpikir berapa lama Onodera memikirkan semua hal ini, sangat terinci bahkan disertai tanggal dan tanda tangan.
Sebagai seorang pimpinan editor, Takano bisa melihat proposal ini dibuat dengan sungguh-sungguh. Jadwal kencan yang disesuaikan dengan jam kerja, menghindari kencan di masa rentan menuju deadline.
Takano sangat menyetujui bagian itu. Apalagi Onodera menambahkan kencan liburan ke Kyoto di bulan Maret, mengunjungi Kagawa di libur Obon di bulan Agustus, driving di tanggal 24 Desember.
Seperti… Onodera ingin mengulang tempat yang dulu pernah mereka kunjungi.
“Waktu itu, aku sangat minta maaf. Jadi aku ingin mengunjungi tempat itu secara layak bersama dengan Takano-san.”
Takano mengerti, sepuluh tahun terpisah tanpa kabar, banyak hal yang telah mereka lewatkan. Kali ini baik Takano maupun Onodera sangat ingin melakukan dengan benar sebagai sepasang kekasih yang sesungguhnya.
“Pulpen merah.” Takano meminta pada Onodera. Onodera yang polos tak mengerti maksud Takano memberikan dengan sukarela.
“Ini, ini, ini.” ujar Takano sambil membubuhkan tanda merah di bagian lembar aturan, “dihapus dan tulis ulang, ah bagian ini juga.”
Takano mencoret dengan brutal bagian ‘melakukan tindak asusila di semua tempat di kantor’
“APA MAKSUDNYA?”
“Ano sa, apa kau tahan tidak memelukku barang sehari?” tanya Takano.
“Itu kan Takano-san…”
Takano diam, harus ada sebuah taktik untuk membuat Onodera mengerti
“Kemari!”
Onodera, “ada apa?”
Takano langsung menarik Onodera ke dalam pelukan.
“Wah! Takano-san!”
Belum sempat adik kelasnya ketika sekolah itu protes, Takano berujar, “kau tahu pelukan bisa meredakan stres.”
“Apa kau kuat berhadapan dengan Yokozawa ketika rapat?”
“...”
“Apa kau bisa tahan beradu dengan orang dari percetakan di telepon?”
“Ugh…”
“Apa kau bisa menghadapi author yang sering beralasan telat mengumpulkan naskah?”
Onodera menyela sambil melepas pelukan, “Tentu saja aku bisa!”
Editor baru itu melanjutkan, “walau memang kemudian energiku jadi tersedot habis.”
“Darou!ーkan?”
Takano kembali memeluk Onodera, “di saat itu kau boleh memanggilku untuk meminta pelukan.”
Saat ini juga pun, Takano mencoba menenangkan dengan memeluk Onodera hingga pria kecil itu merasa lebih nyaman.
“Baiklah, akan aku revisi.”
“Lebih baik tidak usah direvisi sekalian.”
“Hah?” Onodera mulai berontak.
“dibuang saja.”
“Kau mau membuang hal yang sudah susah payah aku kerjakan?”
Takano melepas pelukan, memandang sebentar lalu mencubit kedua pipi Onodera.
“Pasangan kekasih mana yang membuat rincian perjalanan dan peraturan seperti ini?” Takano mencubit karena gemas.
“Kan aku hanya ingin mempertegas!”ー
“Tapi aku sangat ingin menantikan liburan bersamamu.”
Onodera berhenti berontak.
“Kau ingin kembali mengulang liburan yang sebelumnya, kan?”
Onodera memalingkan wajah. Hanya ada dua arti ketika Onodera Ritsu memalingkan wajah; gugup atau mengatakan iya tapi malu-malu.
“Aku mengerti.” Takano mengecup bibir Onodera dengan singkat. “Aku juga sangat menantikannya.”
Pada akhirnya, bundel kertas itu hanya menjadi onggokan sampah. Pekerjaan Onodera semalaman sia-sia tanpa bubuhan tanda tangan Takano.
Tapi rencana liburan mereka tidak gagal. Tahun ini mereka mengulang pergi ke Kyoto untuk merayakan ulang tahun Onodera dan melihat kembang api di musim dingin, mengunjungi makam nenek Takano di Kagawa, lanjut berkeliling kota dan mencoba udon terkenal.
Menuju akhir tahun, Takano mengajak driving menuju daerah pinggiran di hari ulang tahun Takano dan mencoba onsen seks ditemani salju putih perlahan turun.
Walau beberapa hal bukan hal yang pertama kali mereka lakukan atau kunjungi, tapi ini pertama kalinya mereka melakukannya sebagai sepasang kekasih secara resmi.
Selesai

middayjoi Mon 29 Sep 2025 03:33PM UTC
Comment Actions