Actions

Work Header

The Wilted Clover

Summary:

Biarpun kisah Romeo menjadi kemiripan mereka, bisakah Minori berharap kisahnya dengan Len seperti Cinderella?

A Romeo and Cinderella song reference.

Notes:

I think they are really underrated, so please skip this if you don't like or hate them being romantic ship. Thank you.

(See the end of the work for more notes.)

Work Text:

"Kamu sudah dengar lagu 'Romeo and Cinderella'?"

Minori melangkah pelan di SEKAI milik grupnya. Sang idola berambut cokelat pendek memandang kekasihnya yang sedang tersenyum lembut dan memasang earphone yang terhubung melalui peranti pemutar musik. Mendengarkan lagu rekomendasi darinya. Sedikit mendebarkan untuk mengetahui reaksi dari pemuda berambut pirang tersebut. 

Sebagai penggemar Hatsune Miku, Minori sudah mendengar banyak lagunya. Termasuk 'Romeo and Cinderella'. Sewaktu pertama kali mendengarnya saat ia belum memiliki sang kekasih, dirinya hanya berpikir bahwa itu lagu indah. Berkisah cinta terlarang antar dua remaja dan pemberontakan atas keinginan mereka untuk terbebas dari larangan tersebut. Namun, sekarang situasinya berbeda. Hatinya pahit karena merasa ada kesamaan dengan lagu tersebut. 

Pertama, pasangannya adalah seorang Kagamine Len, penyanyi virtual dari dunia yang berbeda darinya. Minori tak dipungkiri meringis pilu kala dia menyadari jatuh cinta pada Len. Bukankah mereka tak akan bisa bersama? Jadilah Minori menyemangatkan dirinya sebagai penggemar nomor satu Haruka dan mengubur sisi rasa cintanya pada Len.

Haruka itu hebat dan pantas dicintai banyak orang. Sosok idola memukau. Setidaknya itu yang Minori pikirkan. Akan tetapi, Len sedikit berbeda. Dia rekan tim yang seperti pangeran. Rasanya seperti mimpi untuk bisa meraihnya. Minori sendiri tidak menyangka dirinya bisa dicintai oleh seorang Len. Sampai ketika percakapan itu muncul. Saat mereka berbagi tentang catatan masing-masing. Sebab keduanya sama-sama senang menulis.

"Minori-chan, kamu menulis tentangku?" Len terkejut saat membaca catatan tentangnya. Begitu detail tentang deskripsinya saat tampil. Wajahnya mendadak memerah. "E-eh... Terima kasih..."

Dia ikut tersipu saat melihat reaksi sang pemuda rambut pirang. "Ahaha... Aku juga malu menulisnya! Habisnya kamu sungguhan mirip pangeran saat di panggung. Rasanya kamu seperti cerita pangeran untuk Cinderella..."

Sebagai seorang penyanyi virtual, Len tak tahu menahu soal cerita Cinderella. Jadilah dia menanyakannya dan Minori menceritakan dengan penuh semangat. Setelah mencapai akhir cerita, wajah Len kembali panas, bahkan lebih merah dibanding sebelumnya. Minori kebingungan, sampai pemuda berdedikasi sebagai idola itu berdiri, mengulurkan tangan kanan dan sedikit membungkuk. "Maukah kamu menjadi Cinderella untuk diriku?"

Sikapnya terlihat elegan dan romantis. Sang gadis idola lantas dengan kikuk menerima uluran tangannya. Awalnya, keduanya tampak malu-malu dan tak sanggup saling menatap. Namun, setelah berlalu beberapa menit, mereka sudah berbincang-bincang akrab. Masih membahas tentang menulis catatan sebagai idola. Perbedaannya, air muka lebih merekah dan merona. 

Biarpun keduanya resmi menjadi kekasih, Len dan Minori sepakat merahasiakannya. Keduanya sadar bahwa cinta ini tidak bisa diumbar ke siapapun. Siapa yang akan mengira manusia dan penyanyi virtual bersama? Barangkali Rin akan menegur Len agar dirinya tidak menyakiti Minori. Atau Haruka akan menghentikan Minori untuk menemui Len agar mereka berdua tidak saling menyakiti. Mereka tertawa pahit dengan tangan masih saling menggenggam. 

Maka, selain dongeng Cinderella, gadis berambut cokelat tersebut turut bercerita tentang kisah Romeo dan Juliet. Kisah terkenal tentang cinta terlarang. Len menyimak dengan serius. Walau sesekali Minori menyelipkan candaan hingga keduanya sama-sama tertawa lepas. Melupakan fakta kepahitan kisah mereka.

Hari-hari selanjutnya tak ada yang berubah. Minori tetaplah penggemar Haruka dan Miku di mata More More JUMP! dan Len adalah pasangan tepat Rin dan Airi. Sebagai penyanyi virtual, dia dan Rin tak pernah terpisahkan. Sedangkan sebagai anggota More More JUMP!, Len dan Airi adalah rekan yang saling mengandalkan. Hal yang sama berlaku pada Minori. Di dalam SEKAI, dia dibimbing oleh Miku, sedangkan Haruka adalah pasangan sempurnanya sebagai idola.

"Len seperti pangeran, ya!" Minori pernah bersemangat membicarakannya pada teman-temannya.

"Hahaha! Dia memang keren sekali." respon teman yang baru dia kenal sekitar seminggu saat acara pertemuan idola. "Oh iya, ngomong-ngomong soal pangeran, kita pasti nggak boleh punya pacar, ya? Aku tertarik pada banyak laki-laki seperti pangeran di dunia idola."

Anak perempuan lain yang berambut panjang menimpali. "Benar. Justru karena itulah kita adalah idola. Nanti kita nggak bisa mencurahkan seluruh cinta untuk penggemar. Ditambah penggemar kita bakal semakin sakit hati."

Minori tertegun. Dia tak pernah memikirkan tentang ini. Jadilah dia mencoba membicarakannya kepada para penggemar saat live streaming sendirian. Dia hanya mengungkit kata 'pacaran' dan para penggemar langsung heboh di kolom komentar. Beberapa mengutarakan hal semacam kecemburuan dan penolakan tersirat pada pacar yang dimaksud. Minori syok, tetapi dia buru-buru menjaga ekspresinya dan berkata bahwa dia tak akan pacaran. 

"Mana mungkin aku pacaran! Aku fokus jadi penggemar Haruka! L-O-V-E Haruka!" serunya penuh semangat seperti biasa, hingga suasana live streaming kembali damai. Syukurlah tak ada masalah lebih jauh sebab para penggemarnya sudah lebih terfokus pada Minori yang menggemaskan.

Alasan selanjutnya turut muncul. Kedua, mereka adalah idola. Dia adalah Hanasato Minori, seorang idola More More JUMP! yang harus memberikan banyak harapan kepada penggemar. Sedangkan Kagamine Len juga merupakan idola di dunianya, ditujukan untuk penggemarnya secara virtual. Aturan idola tak boleh pacaran tak pernah Minori pikirkan dengan serius. 

Lantas, dadanya terasa sesak memikirkannya. Sampai kapan dirinya tak boleh menjalin cinta sebagai idola? Saking murungnya, Minori tak mengunjungi SEKAI dan sengaja menyibukkan diri. Anggota penyanyi virtual menganggapnya sibuk, tetapi Len mengunjunginya untuk memastikan keadaannya. Matanya menangkap Minori yang menangis sembari menulis di buku catatannya.

"Minori-chan, apa yang kamu tulis?" tanya Len.

"Aku menulis alasan mengapa aku pantas pacaran dengan Kagamine Len... EH?! LEN-KUN?" Minori menjawab dengan raut muka serius, walau sedikit kemudian dia tersadar sudah kikuk mengumbar rahasianya sendiri. Dengan malu, sang gadis idola menutup wajahnya. Serta mencoba menghapus jejak air matanya.

Len tersenyum kecut. Berdiri seraya berjinjit dari ponsel dan mengelus lembut tangan Minori. "Tanpa kamu menulis alasannya, kamu selalu paling pantas. Sungguh, kamu cocok jadi putri untukku. Tenang saja. Kita akan selalu bersama..."

Perlahan-lahan, air mata Minori surut. Dia sudah menatap Len dan mengangkat ponselnya. Membiarkan mereka saling bertatapan untuk sejenak. "Kamu tahu soal idola nggak boleh pacaran? Nanti cinta untuk penggemar akan terbagi..."

Aha...! Len meringis, sudah mengetahui alasan kekasihnya tak mengunjungi SEKAI. Rupanya dia memiliki kekhawatiran baru. Len menyentuh dadanya, membiarkan debaran jantungnya terasa. "Benar. Cinta akan terbagi. Namun, kita jadi lebih mengetahui cara mencintai berkat adanya kekasih. Itu akan meningkatkan pesona sebagai idola. Wajah yang bersemu dan cerah hingga penggemar semakin menyukainya. Lagipula, bukankah kita ingin memberi banyak harapan?"

Kata-kata Len menggelitik hatinya. Gadis berambut cokelat pendek itu terkesima sesaat, walau beberapa menit kemudian pikirannya sudah melayang saat live streaming dirinya bersama para penggemar. Mereka bilang, Minori semakin bersinar di mata penggemar. Jumlah penonton turut meningkat. Dia mengira itu berkat kerja kerasnya bersama Haruka, Airi dan Shizuku. 

Rupanya tak hanya itu alasannya. 

Len-kun

Rasa panas mulai memenuhi wajah Minori.

Sang pemuda berambut pirang turut tersenyum. Tanpa ada aba-aba, dia sudah mendekati Minori dan mencium pipi kanannya. Seketika, wajah Minori semakin memerah hingga ke telinga dan terperanjat kaget. Len malah ikut gugup, padahal dia yang mencium lebih dulu. Saking malunya, Len kabur ke SEKAI.

Minori tak mau kalah. Dia sudah menekan tombol lagu More More JUMP! di ponselnya dan pergi ke SEKAI. Mencari Len. Dia tak ditemukan di panggung idola. Hanya satu tempat. Taman semanggi berdaun empat di belakang panggung. Taman yang membuahkan harapan untuk penggemar. Gadis berambut cokelat itu menemukan Len yang sedang menutup wajahnya seraya merebahkan diri di taman. 

"Len-kun... Tatap wajahku." 

Len terkesiap dan lantas duduk. Wajahnya kelihatan masih seperti tomat. Begitu pula dengan Minori. Namun, kali ini mereka saling berhadapan sungguhan. Berhias suara gemerisik daun semanggi di taman. Gadis itu menunjuk ke arah bibirnya, mengisyaratkan untuk mengulang adegan yang sebelumnya. Meski keduanya masih malu-malu, sang pemuda berambut pirang sudah mendekatinya.

Bibir mereka telah bertautan. Hanya tiga menit. Seperti berlangsung selamanya. Pemandangan taman yang biasa Len lihat tampak lebih indah. Di sisi lain, Minori tak bisa memikirkan apapun selain jantungnya seolah akan meledak. Rasa bahagia meluap-luap. Meski kepedihan juga masih menusuk lubuk hati. Ini cinta terlarang. Bagai dalam lagu 'Romeo and Cinderella'.

Dia memutuskan pulang dan mengambil peranti pemutar musik miliknya. Menyerahkan pada Len. Tangannya bergetar. Memintanya untuk mendengarkan lagu berjudul 'Romeo and Cinderella'. Sedikit bingung, sang pemuda idola menerimanya, menatap punggung Minori yang semakin menjauh. Tanpa gadis itu ketahui, Len mendengarkannya berkali-kali. Demi menemukan maksud yang ingin disampaikan kekasihnya.

Kini ia sudah lebih dari paham. Tentang keresahan hati seorang Hanasato Minori. Tentang perbedaan mereka yang seperti cinta terlarang. Penyanyi virtual dan manusia. Pasangan idola. Dua kali lipat tak pantas. Len mencoba tetap tersenyum sebagai idola, tetapi akhirnya air matanya jatuh. Di hadapannya, kekasihnya masih diam, menanti reaksinya setelah dia tinggal tiga hari akibat pekerjaannya.

"Ini pertama kali.... a...ku menangis." ucap Len tersendat-sendat. "Ma...afkan aku... Minori-chan... So..al hubungan kita..."

Kata 'maaf' bukanlah hal yang ingin didengar Minori. Dia masih tak mau berpisah darinya. Gadis itu tidak ingin mendengar permintaan putus. "Tolong jangan katakan itu... Aku nggak mau hubungan ini berakhir. Bisakah kisah cinta kita seperti Cinderella?"

Len tak menjawab. Air matanya masih jatuh tanpa bisa dia cegah. Padahal dia selalu berusaha memasang wajah khas idola. Selalu memesona di setiap situasi. Agar dia tak mengecewakan penggemar. Bahkan Minori sekalipun. Akan tetapi, lagu ini adalah bukti ketidaknyamanan kekasihnya. "Aku.... Hanya ingin kamu bersinar. Sebagai anggota More More JUMP! yang menyebarkan harapan. Sebab aku.... Aku..."

Bahkan menyebut kata 'cinta' saja dirinya tak sanggup. Akankah Minori menerimanya biarpun kisah mereka penuh pertentangan di mata orang lain? Namun, gadis berambut cokelat sebagai manusia itu lebih sensitif. Dia ikut menangis, tampak tersedu-sedu. Len memeluknya erat. Mengabaikan daun semanggi yang tampak layu dan rapuh di matanya. Mereka menangis bersama. 

Entah siapa yang memulai, keduanya sudah dalam keadaan saling menyatukan bibir masing-masing. Lebih lama dan dalam. Barangkali pengaruh lagu itu memengaruhi keduanya. Biarpun mereka tak terjerumus lebih dari itu akibat lelah akan pekerjaan idola. Minori hanya memeluknya erat. Tak mau Len terlepas dari genggamannya. Dia khawatir sang kekasih ingin menghilang dari SEKAI. Begitu pula dengan Len yang mengusap lembut kepala Minori. 

Keduanya tertidur dengan bertaburan daun semanggi yang tampak layu. Saat terbangun, mereka mengejutkan semua orang. Terlebih dengan posisi tidur mereka yang begitu dekat. Namun, baik Len maupun Minori tak mau menjelaskan apapun. Mata mereka sembab dan wajah kusam. Alhasil, Shizuku mengajaknya pulang dan Airi sudah mencoba menghibur Minori. Sementara KAITO sudah merangkul Len dan menghiburnya sebagai manager sekaligus idola yang baik. Serta Luka yang berhasil menenangkannya.

Saat Haruka yang menanyakan keadaannya, barulah Minori angkat bicara. Dia mengaku jujur atas semuanya. Termasuk keresahan hatinya. "Aku dan Len-kun nggak mau membuat kalian khawatir..." dia mengakhiri ceritanya dengan lesu.

"Minori... Aku nggak akan melakukan hal yang membuatmu khawatir. Kamu dan Len-kun bisa berbahagia bersama." ucap Haruka lembut, ada keseriusan pula di wajahnya. Ucapan Haruka disetujui oleh Airi dan Shizuku. Ketiganya memeluk Minori yang telah menangis kencang, mencoba menenangkannya.

Pada lain pihak, Len sudah dipandang khawatir oleh teman-temannya. Dia memang pekerja keras, tetapi kali ini Len seperti memaksakkan diri untuk bekerja lebih keras. Pemuda berambut pirang itu sudah melakukan 500 kali pemanasan yang diulang-ulang. Barulah ketika MEIKO turun tangan dengan tegas menyuruhnya berhenti, Len menghentikan tindakannya. Tersungkur lemas hingga mencemaskan semuanya.

"Maaf... Aku hanya ada sedikit beban pikiran..." katanya, terengah-engah akibat kelelahan. Dia memaksakkan senyumnya, meski sayangnya senyum itu tak seperti pangeran khas dirinya.

Rin memaksanya untuk bercerita. Awalnya, Len tampak ragu. Akan tetapi, saat gadis berambut pirang itu hendak mencari Minori untuk bertanya alasannya, dia segera menghentikannya. Menghela napas panjang. Mulai menceritakan rahasia tentang dirinya dan Minori. Kisah cinta terlarang. Termasuk kisah Cinderella dan Romeo yang diketahuinya dari sang kekasih.

Para penyanyi virtual tampak terkejut. Len sudah bersiap-siap akan menerima teguran atau omelan, tetapi mereka justru mendukungnya. Bertanya mengapa hal itu perlu disembunyikan. Terlebih, Miku sampai berkata, "Sebagai idola hebat, harusnya kamu tahu kalau cinta nggak ada yang salah, Len. Hubungan kalian sama berharganya seperti hubungan antar idola dan penggemar."

"Benar! Aku nggak peduli apa perkataan orang lain, tapi aku akan selalu mendukungmu, Len!" seru Rin. Hal itu membuat mata Len berkaca-kaca. Dia mulai bisa tersenyum selayaknya idola pangeran. "Tapi kalau kamu menyakiti Minori-chan, aku memang bakal marah padamu!"

Semua orang tertawa, bersamaan dengan beban yang telah lepas di pundak Len. Sementara Minori juga kurang lebih sama. Dia masih khawatir tentang pendapat orang lain termasuk para penggemarnya, tetapi setidaknya dia punya teman-teman grup yang peduli. Haruka, Airi dan Shizuku akan selalu berada di sisinya. 

Esok harinya, ada penampilan idola spesial di SEKAI. Miku, Airi dan Shizuku bernyanyi bersama. Lagunya 'Romeo and Cinderella' untuk menghibur Len dan Minori. Sepasang kekasih itu menonton dengan penuh debaran. Sesekali mereka saling pandang dan melempar senyum. Dua tangan pun saling bergandengan.

Tanpa keduanya ketahui, semanggi berdaun empat kembali merekah di taman.

Kisah cinta mereka tak bisa sesempurna kisah Cinderella, tetapi setidaknya keduanya akan berjuang agar cinta itu tak sehancur kisah Romeo.

 

-0o0-

(End)

Notes:

I wrote this because I JUST NOTICE SMALL DETAIL. A 'ROMEO AND CINDERELLA' SONG VIBES IN THEIR CARD. SERIOUSLY. I'm so happy yet also sad... They are really forbidden love... T_T Okay, thank you for reading this!