Work Text:
"Kanghyuk hyung.. s- sebentar.. hmph—"
Jaewon nggak bisa melakukan apapun saat ini selain mencengkram erat bahu lebar Kanghyuk yang ada di hadapannya. Tidak terpikirkan sama sekali dalam benaknya, bahwa hal pertama yang terjadi saat Jaewon memasuki kamarnya adalah Kanghyuk yang ikut menerobos masuk dan dirinya yang tiba-tiba saja terjebak dalam pangkuan pacarnya itu, dengan bibir yang dibungkam akibat kelakuan nakalnya hari ini.
"Gimana? Lebih enak hisap vape atau hisap bibirku?" Tanya Kanghyuk saat ia menarik dirinya sebentar, menerpa wajah memerah Jaewon dengan nafas keduanya yang beradu.
Jaewon betulan nggak menyangka kalimat itu bisa meluncur dengan mudah dari bibir seorang Baek Kanghyuk yang biasa berujar sopan itu. Ia merengek kecil, membenamkan wajahnya yang sudah persis tomat rebus pada perpotongan leher Kanghyuk.
"Maafin aku hyungggg."
"Jawab dulu," Kanghyuk menjauhkan wajah Jaewon dari lehernya untuk menatap manik jernih pacarnya lekat. "Baru dimaafin."
Kalau saja posisi keduanya sedang bercanda seperti biasa, atau seperti saat Jaewon yang senang menggoda Kanghyuk. Tentu, Jaewon nggak akan berpikir dua kali buat menjawab pertanyaan kurang senonoh yang dilontarkan Kanghyuk barusan. Tapi masalahnya, situasinya sekarang berbanding terbalik, baru kali ini rasanya Jaewon dibuat ciut dengan godaan yang dilayangkan oleh Kanghyuk kepadanya.
"Bibir hyung.." cicit Jaewon saat sepasang mata rubah Kanghyuk tampak masih menuntutnya jawaban lebih. "Lebih enak.. hisap bibir Kanghyuk hyung.."
Kanghyuk tersenyum puas, menahan gemas dengan Jaewon yang sudah malu setengah mati di pangkuannya. Sesekali biarlah ia menjahili pacarnya itu, kalau dipikir juga belum setimpal dengan dirinya yang menghadapi serangkaian tingkah ajaib Jaewon padanya selama ini. Tangannya terangkat untuk merapikan poni Jaewon yang belum apa-apa sudah basah akan keringat, padahal pendingin ruangan di kamarnya masih berfungsi dengan baik.
"Kalau gitu hisap lagi, sampe kamu lupa rasa-rasa vape yang pernah kamu coba dan cuma inget rasa bibirku."
Jaewon pusing.. pusing banget dengernya, tapi akhirnya dia putuskan untuk kembali mendekatkan wajahnya pada Kanghyuk. Belah bibir keduanya bertemu lagi, kali ini sesuai dengan pinta pacarnya barusan—Jaewon pun menghisap belah bibir Kanghyuk dengan rakus. Sukses membuat jemari Kanghyuk yang tadinya hanya bertengger pada pinggang ramping Jaewon, kini beralih merengkuh tubuh di pangkuannya lebih dekat untuk mengikis jarak keduanya. Kanghyuk lantunkan lenguhan rendah saat Jaewon menyesap bibir atas dan bibir bawahnya bergantian, bak mengulum lollipop favorit lelaki manis itu.
Nggak tinggal diam, Kanghyuk balas untuk turut membalas pagutan Jaewon di bibirnya. Jelas bukan hanya sekali dua kali keduanya berciuman, jadi Kanghyuk sudah cukup tahu cara-cara untuk membuat tubuh Jaewon melemas dalam rengkuhannya. Jaewon selalu menyerah jika Kanghyuk sudah menggunakan lidahnya untuk masuk dan berkelana di ruang mulutnya. Maka, saat Jaewon terlalu fokus untuk membalas sesapan demi sesapan yang ia berikan, Kanghyuk lesakkan lidahnya untuk bertemu sapa dengan lidah Jaewon di dalam sana.
Jaewon tersentak saat ia merasakan lidah hangat Kanghyuk yang bertaut dengan lidahnya, setelahnya hanya ada Jaewon yang mati-matian berusaha untuk menahan suara-suara aneh yang ingin keluar dari mulutnya kala lidahnya disesap begitu intens oleh Kanghyuk. Tubuhnya bergetar, lemas karena seisi mulutnya betulan dikerjai oleh pacarnya. Suara kecipak basah hasil pertemuan bibir antar keduanya mulai memenuhi ruang kamar Jaewon. Bahkan dirinya nggak diberi waktu untuk bernafas, sampai rasanya Jaewon harus berusaha keras mencuri oksigen dari sela-sela mulutnya yang terbuka.
"Mmhhh, haahh.." Jaewon sudah mencapai batasnya, dengan sisa-sisa tenaganya ia dorong dada bidang Kanghyuk untuk menjauh. Merasa dirinya memang kelewatan, Kanghyuk akhirnya menarik diri, menghasilkan untaian saliva yang bertaut antar bibir keduanya. Lantas Jaewon raih udara sebanyak-banyaknya dengan rakus untuk mengisi rongga dadanya yang sempat terasa sesak.
Kanghyuk menelan ludahnya susah payah melihat wajah Jaewon yang total memerah dengan bibir bengkak mengkilapnya. Pertama kali Jaewon sekacau ini dalam ciuman keduanya, walau Kanghyuk sendiri pun tak ada bedanya. Ia angkat tangannya untuk mengusap dagu Jaewon yang basah karena saliva entah milik siapa, lalu ia tarik tubuh itu ke dalam dekapan, ganti mengusap punggungnya dengan lembut.
"Maaf.."
Jaewon memejamkan matanya, menikmati hangatnya tubuh kokoh Kanghyuk yang mendekapnya erat. Padahal pacarnya nggak perlu minta maaf, Jaewon rasa memang lebih enak merasa sesak nafas karena dicium Kanghyuk, daripada dicium oleh vapenya itu.
"Kamu sejak kapan jadi good kisser gitu, sih?" Bak kembali ke setelan pabrik, Jaewon dengan entengnya membiarkan pertanyaan tersebut keluar dari mulutnya. Kali ini berhasil membuat wajah Kanghyuk memerah, untung saja Jaewon nggak bisa melihatnya.
"Jaewon.." Teguran dengan nada rendah seperti biasa itu sukses membuat Jaewon terkesiap, melepas pelukan keduanya untuk berhadapan dengan wajah Kanghyuk lagi—kali ini memasang wajah sedih.
"Hyung, aku beneran minta maaf," Diulang lagi permintaan maafnya karena ia tahu, Kanghyuk sudah terlalu baik hati untuk nggak memarahinya habis-habisan. "Aku beneran nyesel, nggak bakal aku ulangin lagi. Aku cuma penasaran ada varian choco strawberry dan ternyata cuma wanginya doang yang enak, rasanya enggak. Barangnya ada di laci mejaku nomor tiga kalau kamu mau buang."
Kanghyuk mengulas senyum tulusnya, mengusak rambut keriting alami yang dimiliki Jaewon. "Iya udah aku maafin, nanti aku izin buang ya barangnya? Pokoknya, nggak boleh ngelakuin sesuatu yang bisa ngerugiin diri kamu sendiri lagi, ngerti?"
Jaewon mengangguk patuh, nggak lagi-lagi deh! Dia sudah kapok kok, walaupun yakin Kanghyuk nggak akan bisa memarahinya, tapi kalau harus dihadapkan dengan mode teguran Kanghyuk seperti beberapa menit yang lalu itu, hatinya nggak bakal sanggup. Walaupun sebenarnya juga senang-senang aja sih, hehe.
Mengingatnya membuat wajah Jaewon tiba-tiba kembali merona, Kanghyuk terkekeh gemas melihatnya sebelum dibuat bingung kala Jaewon menatapnya intens.
"Kenapa Jaewon?"
"Hyung.." Jaewon mendekatkan dirinya lagi, kali ini memberi isyarat untuk membisikkan sesuatu. Kanghyuk pun merendahkan tubuhnya untuk memudahkan pergerakan Jaewon. "Aku sebenernya juga tau, ada yang lebih enak lagi dari hisap vape sama bibirmu."
"Apa?" Tanya Kanghyuk masih dengan raut bingungnya, namun sepersekian detik kemudian, ia dibuat tersentak kala tangan Jaewon mulai menjamah sesuatu miliknya di bawah sana.
"Hisap ini," Jaewon mengerling nakal, seperti biasanya. "Kalo hisap yang ini sampe teler juga aku jabanin."
'Anjing.' Tentu Kanghyuk mengumpat dalam hati mendengar kalimat yang dilontarkan Jaewon tersebut. Walaupun sudah terlalu sering mendengar kalimat jorok dari pacarnya itu, tetap saja Kanghyuk masih kerap merasa pusing dibuatnya.
"Yakin mau sampe teler?" Tangan Kanghyuk terangkat untuk meraih dagu Jaewon agar terus bersitatap dengannya, memutuskan meladeni tingkah pacarnya sesekali. "Kalo emang menurut kamu lebih enak dari vape dan bahkan bibirku, then just do it."
Jaewon kalau boleh jujur masih nggak menyangka dengan Kanghyuk yang kini semakin berani menanggapi dirinya. Merasa tertantang, Jaewon pun mulai menunduk untuk melepas resleting jeans hitam yang dikenakan pacarnya itu.
"You asked and I'll take it," Jaewon mengedipkan sebelah matanya kala ia berhasil mengeluarkan penis Kanghyuk yang sudah setengah menegak. "Hmm~ Nggak sabar mau hisap rokok favoritku."
Kanghyuk memejamkan matanya saat merasakan kehangatan yang mulai melingkupi penisnya. Jaewon mengulum milik pacarnya itu dengan khidmat sembari tangannya mengurut batang penis berurat Kanghyuk yang tidak terjamah oleh mulutnya. Kepalanya ia naik turunkan dengan tempo sedang, betulan menghisap penis Kanghyuk layaknya ia menghisap vape. Seperti yang dikatakannya, menghisap penis Kanghyuk rasanya beribu kali jauh lebih enak daripada menghisap asap sialan itu.
"Ahh, beneran lebih enak hisap kontolku ya?" Tanya Kanghyuk vulgar dengan nafas yang terengah karena mulut Jaewon yang memanjakan penisnya begitu ahli di bawah sana.
Jaewon melenguh sebentar sebelum melepaskan kulumannya dan menatap Kanghyuk. "Enakkk hisap kontol gedenya hyung, aku bisa hisap tiap hari daripada harus hisap rokok sama vape yang nggak enak itu."
"Bagus, kamu boleh hisap kontolku kapan aja asalkan nggak nyentuh barang-barang itu lagi," ujar Kanghyuk, mengusap rambut Jaewon yang kembali sibuk dengan miliknya di bawah sana. "Kalo ketauan sekali lagi, aku nggak akan bolehin kamu hisap yang ini lagi."
Jaewon sontak menatap manik tajam Kanghyuk lagi, wajahnya memelas. "Ihh jangaannn, mau hisap punya hyung terussss.."
"Makanya jadi anak baik ya?" Tangan Kanghyuk kembali mendorong kepala Jaewon untuk mengulum penisnya lagi. "And I'll let you do everything you want, sayang."
Jaewon mengangguk dengan penuh semangat dalam kulumannya. Ia lahap habis batang penis Kanghyuk sembari lidahnya yang aktif mengobrak abrik lubang urinal sang dominan, menghasilkan desahan panjang dari Kanghyuk yang begitu puas dengan service yang diberikan Jaewon.
"Sshhh Jaewon, hisap terus sayang— pinternya pacarku.."
Kanghyuk dibuat menggila karena mulut Jaewon yang terus menerus menghisap dan memijat penisnya tanpa ampun. Lidah sang submisif kini ganti membelai setiap inci batang penis Kanghyuk, merasakan urat-urat yang menonjol dalam kulumannya. Merasa hampir mencapai pelepasannya, tanpa sadar ia mencengkram rambut Jaewon lumayan kuat lalu mendorong pinggulnya sampai penisnya masuk, mentok sampai menyentuh pangkal kerongkongan Jaewon.
"Nghhhhk— mmphhh..." Jaewon terlonjak kaget, tersedak ujung penis tebal Kanghyuk yang secara tiba-tiba melesak begitu jauh di rongga mulutnya.
"Fuck hhhh, Yang Jaewon—" Seolah kesadarannya telah direnggut, Kanghyuk tak mampu berbuat apapun saat menatap wajah memerah dengan mata berair Jaewon yang seolah memohon ampun padanya. Tak sanggup pula berhenti karena pelepasan yang sudah di depan mata, sekaligus membuktikan ucapan Jaewon tadi yang ingin menghisap miliknya sampai teler.
"Kamu yang minta sayang, sampe teler kan?"
Jaewon nggak sanggup untuk menjawab, bahkan bernafas pun susah karena seisi mulutnya betulan dipenuhi oleh penis gemuk Kanghyuk. Jaewon benar-benar dibuat lemas, ia cuma punya tenaga untuk berpegangan pada paha kokoh pacarnya itu.
"Aahkhhh aahhkhh... eumhhh.." Jaewon pun pasrah membiarkan mulutnya dihajar habis-habisan oleh Kanghyuk. Hingga ia rasakan pinggul Kanghyuk mengejang, dan remasan pada rambutnya yang semakin kuat.
"Aku keluar sayang— fuckk." Kanghyuk menarik diri untuk mengurut penisnya dengan tempo yang ceroboh, sampai akhirnya ia menyemburkan putihnya pada wajah Jaewon yang sudah benar-benar kacau dibuatnya.
Jaewon terengah, kembali mengambil nafas dengan rakus karena demi apapun rasa sesaknya berjuta kali lipat lebih terasa dibandingkan ciuman tadi. Ia yakin penampilannya sudah teler total, dengan wajah memerah, mata berair, rambut yang berantakan, serta cairan Kanghyuk yang terlukis di wajahnya sudah cukup membuktikan.. bahwa Kanghyuk betulan memberikannya hukuman kali ini.
Entah (masih) hukuman soal vape, atau hukuman soal kalimat-kalimat sembarangan yang seringkali ia lontarkan kepada pacarnya itu.
"Maaf.. maaf sayang." Tapi Kanghyuk tetaplah Kanghyuk, bisa Jaewon rasakan jemari Kanghyuk mengusap wajahnya dengan telaten, sembari tangan yang satunya berusaha merengkuh tubuh tak berdaya Jaewon untuk masuk ke dalam pelukannya.
Namun, Jaewon juga tetaplah Jaewon, ia raih jemari Kanghyuk yang barusan mengusap sperma di wajahnya, lantas ia arahkan jemari Kanghyuk tersebut untuk dikulum oleh mulutnya.
"You look so much hotter when you do me roughly, Baek Kanghyuk," ujar Jaewon setengah kesal setengah senang dengan perlakuan Kanghyuk kepadanya. "Siapa yang ngajarin, hm? My nerdy hot boyfriend?"
Kanghyuk hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat tingkah pacarnya yang kembali sibuk mengulum jarinya itu. "Kamu kan yang ngajarin sayang? Masih nggak kapok ya?"
"Good boy," Jaewon mencuri kecupan di bibir Kanghyuk. "Dan belum kapok, soalnya belum dikontolin~"
"Wahh," Kanghyuk menyugar rambutnya ke belakang, merasa harus betulan membungkam pacarnya lagi. "Kalo gitu kamu yang di atas, aku mau kamu yang gerak malem ini."
"My pleasure, captain." Jaewon dengan segera mendorong tubuh Kanghyuk untuk berbaring di tempat tidurnya. Sementara dirinya mulai melucuti seluruh pakaiannya, menampilkan vagina bersih dan cantik miliknya yang selalu membuat Kanghyuk terkagum.
"Cantik, sini dilonggarin dulu."
"Mau langsung aja~" Ujar Jaewon yang sudah mengarahkan ujung penis Kanghyuk ke labia vaginanya. "Dilonggarin pake ini langsung~ udah nggak tahan."
Kanghyuk menyunggingkan senyumnya, ia menumpukan kedua tangan di belakang kepalanya untuk bersiap melihat bagaimana pacar nakalnya itu akan memuaskan dirinya. "Okay, guess I'll just enjoy the show tonight."
Melihat bagaimana tampannya pacarnya itu dari posisinya membuat Jaewon makin bersemangat untuk langsung memasukkan penis panjang dan besar tersebut ke dalam liang senggamanya. Jaewon melenguh panjang saat pinggulnya perlahan turun untuk melesakkan milik Kanghyuk semakin jauh di dalam sana. Pantatnya ia goyangkan acak, merasakan sensasi geli saat batang berurat Kanghyuk menggesek dinding vaginanya yang sudah gatal di dalam sana.
"Haahh aahhh... aahhh.. ahhh.. eumhh.. hyung-hhh.. enakk." Racau Jaewon tak henti merasakan nikmat yang langsung menjalar di tubuhnya, sembari memaju-mundurkan pinggulnya dengan tempo yang semakin cepat.
"Aahhh iya jepit terus kayak gitu Jaewon-hhh.. rapet banget." Sahut Kanghyuk keenakan sampai akhirnya tak dapat menahan diri untuk turut menggerakkan pinggulnya, kedua tangannya mencengkram pinggang ramping Jaewon membuat si manis mendesah semakin kencang.
"Iyaaahhh hyung.. aahhh yang kenceng lagi hiks.. jangan dimainin.. eumhhh.."
Kedua tangan Jaewon kini menumpu di bagian belakang tubuhnya dengan kedua paha yang sudah benar-benar terbuka lebar. Kanghyuk melenguh panjang melihat penyatuan keduanya yang terpampang jelas di depan matanya, buat dirinya makin panas hingga jemarinya terarah untuk menggesek klitoris Jaewon yang menyembul. Jaewon menggelengkan kepalanya tiap kali Kanghyuk berhasil menumbuk sweetspot-nya dengan tepat, ditambah permainan ibu jari Kanghyuk yang memainkan titik sensitifnya itu. Pinggulnya beberapa kali bergetar hebat sampai ia merasakan gelombangnya akan segera tiba.
"Eungghhh dikit lagi hyung.. iyaahhh disana please please—hhhh aahhh hyunggghh..!" Tubuh Jaewon lantas menggelinjang saat miliknya menyemburkan cairan bening sampai membuat penis Kanghyuk terdorong keluar. Cairannya sampai membasahi dada bidang Kanghyuk yang turut melenguh merasakan hangatnya cairan Jaewon yang membasahi sebagian tubuhnya. Sementara Jaewon langsung ambruk di kasur karena kedua tangan yang sudah tak sanggup menopang tubuh lemasnya.
Sepersekian detik kemudian Jaewon rasakan tubuhnya ditarik dan dibalik posisinya hingga tengkurap. Masih dalam fase orgasmenya, Jaewon melenguh kala pinggulnya diangkat tinggi-tinggi oleh Kanghyuk, membuat posisinya menungging. Sebuah tamparan melayang di pipi pantatnya, buat Jaewon memekik bersamaan dengan Kanghyuk yang kembali menyelipkan penisnya, langsung menusuk liang senggamanya yang masih sangat sensitif.
"Cantik banget, you look amazing sayang, I think I can't handle myself tonight.."
"Hyunggg bentar hiks.. masih sensitif aahhhh ouhhh ngghhh.."
Kedua tangan Kanghyuk mencengkram pinggang Jaewon dengan gerakan pinggulnya yang menumbuk kekasihnya dengan tempo semakin cepat, menghasilkan suara pertemuan kulit yang terdengar makin nyaring. Desahannya turut mengimbangi Jaewon, merasa penisnya kembali dijepit semakin kuat oleh lubang senggama Jaewon yang berkedut kencang dan bongkahan pantat sintalnya.
"Enak sayang? Mau dikencengin lagi?"
"M- mau.. haaahhh please enak banget hyung.. fuck me harder please.."
Tak butuh waktu lama untuk Jaewon mendapatkan keinginannya, karena Kanghyuk benar-benar mengerahkan tenaganya untuk masuk semakin kuat dan dalam ke dirinya. Jari-jari tangannya meremas spreinya erat saat ia benar-benar merasakan batang berurat Kanghyuk menggesek dinding vaginanya yang makin berkedut. Jaewon tanpa sadar turut menghentakkan pinggulnya berlawanan dengan tumbukan Kanghyuk dari belakang sana. Geraman Kanghyuk pun teredam di bahu Jaewon saat tubuhnya ia tundukkan untuk merengkuh tubuh kekasihnya, menciumi leher jenjang yang sudah memberikannya rasa nikmat malam ini.
"Aahhh hyungggg..! Mau pipis—eunghhhh.." Jaewon terisak saat menyemburkan cairannya yang makin deras seiring dengan hujaman yang masih diberikan oleh Kanghyuk di belakangnya. Tangannya menggenggam lengan Kanghyuk yang melingkari perutnya, mencoba menahan tubuhnya yang masih terhentak-hentak saat ia rasakan penis Kanghyuk semakin berdenyut di dalamnya.
"Ohhh fuck, you're doing so well Jaewon, sebentar lagi ya?" Lirih Kanghyuk sembari menarik dagu Jaewon untuk menyambar bibir sang submisif. Membungkam desahan dan tangisan yang masih keluar di sela-sela ciuman keduanya. Jaewon rasakan kembali perasaan sesak saat tangan Kanghyuk mencengkram dagunya kuat, bibirnya yang melahap miliknya tanpa ampun, noktahnya yang dimainkan oleh tangan Kanghyuk yang menganggur, serta tumbukan yang masih diberikan pacarnya di bawah sana, sampai-sampai cairannya masih belum mau berhenti keluar.
"Nggak bisa berhenti—hmphh haahhh ouuhhhh.. geli hyung... hiks.."
"Bocor ya memeknya sayang? Gapapa, keluarin terus mmhhh, anget sayang—hhh.." Sahut Kanghyuk yang kesadarannya sudah ikut melayang entah kemana.
Jaewon merasa rangsangan yang diterima dirinya begitu berlebih, bak direnggut kesadarannya karena hanya mampu melenguh, terisak dan mendesah. Pasrah menerima perlakuan Kanghyuk yang untuk pertama kalinya membuat dirinya merasa overstimulasi dan tak mampu melawan. Namun, geraman rendah Kanghyuk yang terdengar tepat di samping telinganya tak ayal membuat Jaewon merasa terbang ke langit ke tujuh, senang karena berhasil membangkitkan sisi liar Kanghyuk yang Jaewon tidak sangka dimiliki oleh pria itu.
Kanghyuk berikan hujaman kuat terakhir hingga akhirnya ia turut menjemput pelepasannya. Tubuhnya sampai bergetar merasakan penisnya menyemburkan putih yang cukup banyak di dalam Jaewon. Pinggulnya bergerak perlahan untuk menyelesaikan pelepasan panjangnya, tak lama ia merasakan tubuh di hadapannya menggelinjang hebat.
Kanghyuk memberikan kecupan berkali-kali pada bahu Jaewon, tangannya mengusap pinggang ramping itu mencoba memberikan ketenangan untuk pacarnya. Jaewon perlahan mengatur nafasnya yang tersengal saat akhirnya ia turun dari orgasme tingginya barusan. Tubuhnya lemas luar biasa hingga akhirnya ambruk di kasur saat Kanghyuk kembali menarik tubuhnya untuk direngkuh.
"Orang gila." Komentar Jaewon singkat saat kesadarannya perlahan mulai kembali, Kanghyuk terkekeh mendengarnya.
"Now look who's talking," sahut Kanghyuk santai, mengecup pucuk hidung Jaewon singkat. "Sekarang udah tau gimana rasanya jadi aku?"
Jaewon tertawa kecil, memukul bahu Kanghyuk main-main. "I'm a good teacher~ bahaya banget ya ternyata cowok nerd kalo di kasur?"
"Cowok nerd-nya udah hilang, sejak pacaran sama kamu."
"Oh, jadi aku bad influence ya?"
"Yes you're bad, really really bad, Yang Jaewon." Bisik Kanghyuk sembari merapikan rambut Jaewon yang berantakan. "You're bad, especially for my heart."
"But you still love me anyway."
"Well, that's the point." Kanghyuk mengedipkan sebelah matanya, membuat Jaewon berdecih.
"Udah pinter jawab sekarang." Jaewon lantas mencuri kecupan singkat di bibir—yang sekarang nakal—pacarnya itu. Tak disangka tangan Kanghyuk menahan kepala Jaewon untuk melumat bibir si manis. Jaewon kembali dibuat melenguh, namun tak mau kalah untuk turut membalas lumatan-lumatan yang diberikan sang dominan.
"Ready for the next round?" Tanya Kanghyuk dengan senyuman jahilnya.
Jaewon memicingkan matanya setengah tak percaya dengan yang ia dengar barusan. "Fuck you, Baek Kanghyuk!"
"Yes please, fuck me Yang Jaewon."
Yah.. mungkin mulai hari ini Jaewon nggak bisa lagi untuk menggoda Kanghyuk dengan leluasa karena lelaki itu sepertinya sudah mulai terlatih untuk menanggapi segala tingkah ajaibnya.
jongiah Tue 30 Sep 2025 04:26PM UTC
Comment Actions
turqoiskies Wed 01 Oct 2025 05:33PM UTC
Comment Actions
chelle_chello Tue 30 Sep 2025 10:19PM UTC
Comment Actions
turqoiskies Wed 01 Oct 2025 05:34PM UTC
Comment Actions
chickendinner Tue 30 Sep 2025 11:54PM UTC
Comment Actions
turqoiskies Wed 01 Oct 2025 05:34PM UTC
Comment Actions
mansaeyeah Wed 01 Oct 2025 07:20AM UTC
Comment Actions
turqoiskies Wed 01 Oct 2025 05:35PM UTC
Comment Actions
Jjie (Guest) Fri 10 Oct 2025 02:40PM UTC
Comment Actions
nominjaeyong9 Sun 12 Oct 2025 11:10PM UTC
Comment Actions